Saur Sepuh Episode Kembang Gunung Lawu
Dendam Terbalas Tiada Balas
“...Kalian akan membayar semua itu!”
Blarrrr..!!
Permukaan Bukit karang itu hancur berantakan di hantam perempuan itu. Dilain waktu pohon pohon besar di sekitar itu bertumbangan menjadi korban kedahsyatan perempuan itu. Siapakah perempuan brutal itu..? Mengapa disetiap akhir latihan kerasnya selalu meneriakan kalimat kalimat yg sama? Ya, Kalimat kebencian kepada seseorang..!
Sudah berbulan bulan perempuan itu dengan tekun dan penuh semangat melatih kemampuannya. Siang dan malam tanpa kenal waktu dan lelah. Yg dilakukan hanyalan berlatih dan berlatih. Dan selalu diakhir latihan perempuan itu menjadikan karang bebatuan dan pohon pohon besar yg seukuran tiga kali pelukan orang dewasa sebagai pelampiasan sekaligus sebagai uji coba kehebatan ilmu barunya.
,”..Tunggulah Kalian akan membayar semua itu.!” Blaarrr!!
.
Lasmini...? Benar perempuan itu adalah Lasmini..! Pendekar perempuan yg selama ini selalu merasa dihinakan, seseorang yang tanpa harga diri dan kehormatan, perempuan pecundang!
**********
Jika diperhatikan dengan seksama, bahwa gerakan gerakan dalam menghancurkan karang dan pepohonan itu mengingatkan pada kehebatan jajaran Ilmu ilmu Tingkat tinggi yang merajai dunia persilatan. Lihat saja, dinding karang yang hancur berhamburan seperti serpihan debu. Itu mengingatkan pada keperkasaan seorang Ksatria dari Madangkara, begitupun saat pohon pohon besar menjadi giliran amukan lasmini, daya penghancuran yang luar biasa dengan disertai angin panas yang bergemuruh mengingatkan pada kekuatan yang menjadi ciri khas sebuah padepokan ternama di pulau Jawa, dan itu adalah Padepokan Gunung Saba. Yang tidak kalah menyeramkan ada gerakan gerakan dari Lasmini yang menyerupai gerakan khas aji LampahLumpuh..! Itu berarti Lasmini telah menguasai tiga kekuatan yang sangat ditakuti itu. Dalam legenda dunia persilatan, menguasai ketiga ilmu tersebut pertanda setahap lagi Lasmini akan memiliki kekuatan baru yang disebut dengan Cipta Dewa. Sebuah kekuatan penghancur hasil penggabungan ketiga ilmu tingkat tinggi tersebut. Da sudah di pastikan Lasmini benar benar telah sempurna menguasainya.
Dengan kekuatan barunya itu, Lasmini kini akan membuat perhitungan dengan orang orang yg telah menghinanya, orang orang yg membuat hatinya hancur. Masih terbayang jelas dimatanya, bagaimana para lelaki memandang sebelah mata kepadanya. Bagaimana Dewi Mantili dengan kesombongannya mengusir Lasmini utk tidak menginjakan kakinya lagi di tanah Madangkara. Pengusiran itu adalah bentuk hukumam sekaligus sebagai pengampunan terhadap Lasmini akibat kekalahannya. Sebuah hukuman ringan bagi seorang Mantili karena tidak membunuh Lasmini. Namun bagi lasmini hukuman itu adalah sebuah penghinaan bagi dirinya yang selalu merasa dibawah Mantili. Takdir terasa kejam untuk seorang Lasmini. Dibandingkan saingannya, Lasmini adalah perempuan biasa bukan bangsawan, Lasmini adalah perempuan najis dan terbuang. Lasmini adalah Pecundang Dewi Mantili! Dan kini, Lasmini ingin merubah takdir itu!
**********
Hari itu hujan turun dengan deras disertai angin kencang...Disebuah persimpangan nampak seorang perempuan menghentikan laju kudanya. Angin yang menderu sesekali menyibakan rambut panjang dan mengibarkan busana merah yang dikenakannya. Raut wajah yang tidak bersahabat semakin melengkapi isyarat alam yang murka. Tapi semua itu tidak mampu menutupi peras jelita sang pendekar. Persimpangan itu adalah tapal batas kerajaan Madangkara, tapi mengapa sang pendekar nampak ragu memasuki Madangkara? Bukankah tempat ini yang menjadi tujuan utamanya..?
Madangkara, sebuah nama yang menjadi motivasi dan penyemangat utk menjadi yang terhebat. Namun nama inilah yang selalu memberi kenangan getir dalam kehidupannya? Segala macam hinaan dia dapatkan dari wilayah itu.. Ya, Madangkara adalah neraka bagi Lasmini!
Entah apa yg dipikirkannya, tiba tiba Lasmini membelokan kudanya ke arah timur. Dengan gerakan cepat ia menghentakan tali kekang kudanya, dan hewan itu pun melesat liar seolah olah ikut merasakan beban angkara murka tuannya. Ada apa di wilayah timur..? Bukankah wilayah timur Madangkara hanya berupa hutan hutan dan pegunungan? Benar daerah itu memang daerah pegunungan...
Tidaak..! Itu adalah kawasan dibawah naungan Padepokan Gunung Saba. Ada urusan apa Lasmini dengan Padepokan putih itu..? Bukankah Panembahan Pasopati adalah pendekar yang tidak pernah bermusuhan
dengan siapapun? Sepertinya Lasmini memang memiliki rencana tertentu pada kemunculan perdananya ini.
Da tidak salah lagi , Angkara Murka itu memang menuju kesana, dan kini Lasmini telah tiba di pintu gerbang padepokan naas itu. Ucapan pertama yang keluar dari bibirnya sungguh akan membuat bingung seisi Padepokan yg ditinggalkan Kijara dan Lugina, sang Murid Utama, Aaakh..!
.'...Madangkara, lihatlah ini pesan pertama untuk kalian...!" (Di iringi dengan musik yg menghentak)
No comments:
Post a Comment