Monday, December 31, 2012

Saur Sepuh Dalam Kisah Pesangrahan Kramat 2

Mengukur Kekuatan Madangkara dan Padepokan Gunung Saba

Kehadiran Panembahan Pasopati yang terkesan mendadak di Madangkara menimbulkan pertanyaan besar. Kemunculannya terasa tidak lazim ketika tensi hubungan antara Madangkara dan Padepokan Gungung Saba sedang memanas pasca tewasnya Mariba di tangan Mantili. Dan di saat lain Kijara pun sudah mengibarkan tantangan perang terhadap Madangkara dengan mensabotase dan menghina symbol symbol Madangkara. Maka tidaklah mengherankan jika keberadaan Pimpinan Padepokan Gunung Saba tersebut menjadikan suhu politik Madangkara terasa semakin GERAH DAN MEMANAS..!

NAMUN Benarkah kemunculannya sebagai bentuk provokasi terhadap Madangkara..? Mungkinkah Padepokan Gunung Saba NEKAT untuk menabuh genderang perang terhadap Madangkara..? Atau mungkin Madangkara yang terlalu BERLEBIHAN dengan kehadiran pentolan PGS tsb…? SEPERTINYA bola panas kini ada di tangan orang-orang Madangkara..!

Ada hal  besar yang membuat Madangkara mesti berpikir dua kali untuk tidak angkuh membuat masalah dengan tokoh No.1 Padepokan Gunung Saba itu. Karena bagaimanapun juga, Madangkara belum sepenuhnya mengetahui seberapa besar kekuatan calon lawannya itu. Namun keberanian Kijara dalam mencari masalah dengan Brama sudah bisa memberikan gambaran seperti apa kekuatan yang ada dibelakang Padepokan Putih tersebut.


Menurut seorang Pendekar sekaligus Pengamat “militer” Ki Raga Tantra,  untuk menghadapi Madangkara dengan Jawara-Jawara-nya, Padepokan Gunung Saba CUKUP mengerahkan 30 Murid-murid utamanya. Jelas ini bukan sebuah basa basi politik ataupun manuver murahan dari seorang Ki Raga Tantra, melainkan hasil dari sebuah pengamatan yang bersumber pada data dan bukti di lapangan.

Tentu saja, Madangkara pada kenyataanya di akui sebagai kekuatan no 2 di Jawa Dwipa setelah kerajaan Sumedang Larang . Ki Raga Tantra memahami benar fakta –fakta itu. Disamping itu Pengalamannya sebagai seorang pendekar yang pernah berurusan dengan Raden Samba membuktikan adanya kekuatan- kekuatan besar yang berada di belakang Madangkara. Menurut pengakuannya kepada Kijara, secara pribadi dia tidak gentar kepada Raden Samba, namun yang dia takutkan adalah ikut campurnya Jawara-jawara Madangkara dalam konflik tersebut..ini juga berarti Ki Raga Tantra  mengakui kehebatan jago jago Madangkara.

Namun mengapa Ki Raga Tantara dengan enteng mengeluarkan pernyataan bahwa CUKUP dengan 30 murid Utama PGS , Madangkara bisa di luluh lantakan..?! “Serapuh” itukah Madangkara atau mungkin Padepokan Gunung Saba yang terlalu tangguh untuk ukuran Madangkara..? Mu
ngkinkah prediksi ini ada hubungannya dengan sejarah emas masa lalu dari para sesepuh Gunung Saba..?

Seperti diketahui, Panembahan Pasopati adalah keturunan langsung Adipati Natasuma.  Disisi lain Adipati Natasuma dalam sejarahnya diakui sebagai seora
ng Panglima tangguh dan ahli siasat perang.  Lebih dari itu buyut Sang Panembahan ini dikenal mampu menaklukan sebuah kerajaan hanya dengan bermodal pasukan 50 orang saja. Dan tidak mustahil hal yang sama akan terulang lagi.  Mungkin hal ini yang menjadi acuan  Ki Raga Tantra dalam memprediksi kekuatan PGS atas Madangkara.

Tidak dipungkiri lagi bahwa pernyataan Ki Raga Tantra yang lebih menjagokan PGS daripada Madangkara sebenarnya didasarkan pada sebuah kekuatan ya
ng dulu memback-up Sang Adipati . Dan kini kekuatan yang sama juga sedang menaungi Padepokan Gunung Saba. . Sebuah kekuatan turun temurun yang dianggap sebagai mitos-nya Jawa Dwipa..!

TIDAK SALAH LAGI…! kekuatan besar yang menjadi kunci kemenangan itu tidak lain adalah WARINGIN SUNGSANG..!! Sang Legenda Abadi… Legenda dari Gunung Saba..!!

(Sebuah tantangan bagi jawara-jawara Madangkara seperti Radenmas Shamba Radiitya, maha guru Papa Tan, Dewi Rara Mariana Messah, Panglima Bernawa Armansyah Sutan Sampono, Patih Madangkara Riwadi Yusuf dan Jago Jago Madangkara lainnya hahaha)
27 November pukul 10:26

  • Radenmas Shamba Radiitya Panembahan Pasopati merupakan sosok menarik menurut kakang Brama,sikapnya ternyata begitu bijak dan bs menempatkan sesuatu pd tempatnya.. Kedatangan kakang Brama ke padepokan gunung Saba utk mencari kijara n lugina diterima dgn baik oleh panembahan...Lihat Selengkapnya
  • Jamiludin Kijara seperti tersengat ribuan tawon mendengar jawaban Raden Shamba, ternyata dibalik sikap kalemnya yg selama ini ditunjukan, ternyata juga menyimpan insting yang tajam tentang apa yang sebenarnya terjadi..! Kijara semakin merasa tersudut ketika meng...Lihat Selengkapnya
  • Armansyah Sutan Sampono Tidak baik mencurigai seseorang... siapapun yang datang, maka dia adalah tamu Madangkara dan harus dihormati. Jika kedatangannya hanya untuk membuat kekacauan maka sesuai hukum yang berlaku di Madangkara, ya harus ditangkap. Sebaliknya, jika tamu itu d...Lihat Selengkapnya
  • Jamiludin Panglima Bernawa Sutan Sampono, hmm benarkah demikian...? apakah yang Panglima maksud adalah AJi Lampah Lumpuh atau trik lainnya sekedar utuk meredam Kehebatan Waringin Sungsang....?
  • Armansyah Sutan Sampono Diatas langit selalu ada langit. Itulah filosofi tokoh-tokoh Madangkara. Aji Lampah Lumpuh bukan ilmu tertinggi disini, masih ada ilmu lain yang belum diceritakan diluaran sana.
  • Armansyah Sutan Sampono Oiya, Waringin Sungsang sendiri belum pernah terbukti mengalahkan ilmu Rongrongnya Radenmas Shamba Radiitya .... dalam salah satu pertempuran yang melibatkan Mantili dan Mariba, Samba bahkan pernah mempecundangi Lugina.
  • Jamiludin sepertinya Ki Raga Tantra sudah membuat sebuah kesalahan besar dengan informasi sepihaknya...hmm mantaaap informasinya bro Panglima...saya sendiri blm pernah mendengar kisah kekalahan Lugina melawan Raden Samba...ternyata Raden samba pernah juga ya due...Lihat Selengkapnya
  • Jamiludin Panglima boleh tanya seperti apa ilmu Rongrong itu...saya cuma tahu raden samba memiliki ilmu khas yaitu ilmu tembus bumi..ini beda ya...?
  • Armansyah Sutan Sampono Berduel secara fisik berbenturan ilmu seingat saya belum pernah dan Lugina sendiri tidak bisa disebut kalah, hanya saja, Samba pernah mempecundanginya ketika menyelamatkan Mantili.

    Ilmu rongrong itu adalah ilmu andalan Samba yang mampu menembus bumi seperti Raden Antareja dalam kisah wayang purwa.
  • Jamiludin ingatan anda tajam juga...khusus untuk Raden Samba sy memang sedikit sekali malah bisa dibilang buta dalam kisahnya..saya mengetahui raden samba dari cerita cerita gambar wayang saat masih SD hahahaha
  • Armansyah Sutan Sampono Kemunculan tokoh Samba sudah ada dalam episode SS Perjalanan Berdarah. Sayangnya tokoh ini menghilang sejak Pesanggrahan Kramat dan seterusnya. Terakhir tokoh ini muncul pada Darah Putra Sanggam. Samba tidak pernah bertemu dan terlibat apapun dalam kisah SS bersama Lasmini.
  • Jamiludin sayang juga sebenarnya jika tokoh ini hilang tanpa jejak...padahal tokoh ini juga memiliki karakter unik dengan ilmu ajaibnya hehehehe...hmm tidaklah salah jika Radenmas Shamba mengambil tokoh itu sbg penaggung jawab di wilayah ini, atau mungkin mksdya utk mengangkat tokoh tsb agar tetap terlihat di mata pemirsa hehehe
  • Armansyah Sutan Sampono Hlangnya tokoh Samba juga seiring dengan mengjilangnya dua punakawan Madangkara, Bongkeng dan Merid.
  • Mariana Messah ahahaha bukan menghilang paman panglima...paman samba kan sibuk mengurus rumah tangganya bersama bibi widati dibantu oleh paman bongkeng dan merit di kadipaten gunalaga. Hemmm menurutku ilmu rongrong dan aji waringin sunsang adalah 2 jenis ilmu yang be...Lihat Selengkapnya
  • Mariana Messah harap paman kijara jamal tak berkecil hati...saya diam saja karena paman kijara memang sudah seharusnya berbuat seperti itu. Konsisten dengan karakter dlm crtanya. Paman jamal telah memerankannya dengan baik skl hanya aja paman jamal terkadang masih terlalu sungkan berkonfrontasi secara extrim dengan kami tokoh2 dlm ss. Cuek aja paman...gak usah ragu
  • Jamiludin hahaha..(mnymbnyikn rs malu krn isi hati dah di tebak dg tepat qiqiqi) terimaksh dah atas saran dan support Dewi hehehe

1 comment:

Search