Tuesday, June 5, 2012

Saur Sepuh Dalam Kisah Analisa Tiada Batas

Waringin sungsang 2; Sang Legenda Yang Kini Kembali

Seperti sebuah mesin lorong waktu atau memang sebuah takdir yg sudah direncanakan oleh Penguasa Alam, bahwa apapun bisa terjadi. Gonjang ganjing prahara itu ahirnya melahirkan sebuah revolusi yang membabat habis cerita cerita sebelumnya. Cerita tentang ketidak adilan yang harus diterima mentah mentah oleh orang orang pinggiran seperti Panembahan Pasopati, Kijara, Lugina dan Mariba.

Kesewenang wenangan jalan cerita kehidupan yang tidak lazim yg dibebankan kepada mereka sangat ironis dengan kehebatan yang disematkan di pundak mereka, Nama besar Padepokan Gunung Saba yang begitu heroik dan ketangguhan Waringin Sungsang yang melegenda...

Ironis, karena sejak kemenangan Waringin Sungsang yang begitu fenomenal melawan kekuatan level tertinggi Serat Jiwa , Waringin Sungsang seperti di kebiri. Berturut turut sejak kemenangan yg fantastis itu, Waringin Sungsang harus dipaksa menelan kekalahan berkali kali tanpa balas. Dua kekalahan pertama masih bisa mereka terima dan maklumi karena yang dihadapinya adalah kekuatan kekuatan raksasa saat itu, seperti Aji Lampah Lumpuh milik Brama Kumbara, dan ajian maut dengan kekuatan tanpa batas yaitu Cipta Dewa milik Lasmini Pendekar Gunung Lawu.. Dimaklumi namun tetap saja menyakitkan..!

Dua kekalahan besar yang berturut turut ternyata belum cukup untuk mempermalukan mereka, karena di depan sana sudah siap menunggu dua orang pertapa asing yang akan mengakhiri sepak terjang mereka di dunia persilatan. Sungguh ketidak adilan yang sangat, sangat dan sekali lagi sangat tidak berfihak kepada mereka.

Ternyata nama besar yang mereka sandang tidak sesuai dengan jalan cerita kehidupan yang mereka perankan. Dan ini terbukti dari kekalahan yang ketiga dan ke empat, dimana Waringin Sungsang sekali dan sekali lagi harus dipaksa untuk menelan pahitnya kekalahan ketika mereka harus bentrok dengan super kekuatan asing dari luar yaitu ajian Ikatan Roh dan Salju Menyiram Bumi. Dan tragisnya kekalahan itu adalah pertempuran terakhir bagi mereka untuk selama lamanya.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Waringin Sungsang harus dipermalukan oleh Ajian Salju Menyiram Bumi yg selevel dengan ajian Bayu Bajra..? IRONI TAPI IRONIS...!!

Entahlah, mungkin sudah takdir mereka sebagai orang pinggiran yang harus menerima dengan lapang hati, NAMUN seperti yang tertulis di atas bahwa gonjang ganjing politik itu akhirnya membuahkan sebuah revolusi yang berbentuk lorong waktu dimana kini semua akan kembali dari awal. Dan kini lorong waktu itu sedang berlari mundur untuk menentukan titik awal cerita dari kisah yang menghebohkan ini..

Lihatlah lorong waktu itu sepertinya akan hinggap disebuah kerumunan orang orang Madangkara yang sedang membangun sebuah pesanggrahan. Ternyata tidak, lorong waktu itu terus berjalan kebelakang lagi, dan kini lorong waktu itu memperlihatkan sebuah pertempuran sengit antara Dewi Mantili melawan Mariba..!

Hmm.. ternyata lorong waktu itu juga enggan memulai kisahnya dari sana. dan kini lorong waktu itu sepertinya mundur lagi mendekati sebuah padepokan yang sunyi dan terpencil....

Di bawah temaram bulan terlihat seorang berjubah putih penuh kearifan sedang membimbing murid muridnya yang berlatih. Dan diantara mereka terlihat tiga murid baru yaitu Kijara, Lugina dan Mariba. Ya , mereka baru beberapa minggu terdampar di Padepokan Gunung Saba karena pahitnya kehidupan sebagai seorang rakyat jelata. Dan mereka bertiga tidak akan pernah menyadari bahwa inilah titik balik dari kehidupan mereka sebagai seorang pemuda desa yg lugu. Sebab kelak mereka akan menghancurkan kesombongan dan keangkuhan para jawara dan Bangsawan Madangkara..!

Kini lorong waktu itu sepertinya sudah menemukan tempat yg tepat utk memulai kisah yang penuh dengan drama kehidupan ini....Dan sebelum pamit lorong waktu itu tersenyum seraya berucap :

” Selamat Datang Kembali Wahai SANG LEGENDA..!! hahahaha
.
· · · 10 Mei pukul 16:41


    • Radenmas Shamba Radiitya luar biasa ki..
      10 Mei pukul 17:25 melalui seluler ·

    • Jamil Udin hahaha..sekedar melepaskan uneg uneg sj Radenmas Shamba, mumpung ada momentum yg tepat ini hihihi
      10 Mei pukul 18:27 melalui seluler ·

    • Radenmas Shamba Radiitya sy paham dan mengerti akan kisah ini ki hehee.. Monggo dilanjut kisahnya,ki..
      10 Mei pukul 18:33 melalui seluler · · 1

    • Jamil Udin wah ternyata Radenmas peka juga hahaha, ntar sy lanjutkan menunggu pertanggung jawaban dari mahaguru hihihi
      10 Mei pukul 18:40 melalui seluler ·

    • Jamil Udin mksdnya krn beliaulah yg menjadi saksi bahwa waringin sungsang keok melawan salju menyiram bumi hahaha..
      10 Mei pukul 18:42 melalui seluler ·

    • Nandito Sugianto hahahaha,di temukan jg lg di sini dgn pemilik Waringin sungsang,apa kbr kakang Ki Jamil Udin/Kijara...
      salam dari Gunung Lawu

      10 Mei pukul 20:41 melalui seluler · · 1

    • Mariana Messah
      keren ki jamal...gaya bahasa dan pengandaiannya kaya di novel misteri hehe. Sebenarnya sejarah waringin sungsang masih bisa mundur lg ke belakang. Tak benar sepenuhnya jika waringin sungsang adalah bukti ketidak adilan dan miliknya orang2 pinggiran saja. Setelah saya tanya kesana ke mari kt kenalanku jauh sebelum saur sepuh, pak niki telah membuat kisah berjudul natasuma. Bercerita ttg panglima natasuma dari kadipaten saba yang malang melintang tak terkalahkan dengan 50 orang anggota pasukannya. Ajian waringin sungsang menjadi andalan panglima ini dlm menaklukan musuh2nya. Di kemudian hari pak niki kembali membangkitkan ajian ini dlm saur sepuh

      10 Mei pukul 21:38 melalui seluler · · 3

    • Jamil Udin Hmm kabar baik wahai sesepuh Gunung Lawu.., ya kita sepertinya akan memulai dari awal lagi hihihi

    • Jamil Udin
      Dewi Rara Mariana Messah, penuturanmu membuat kami keluarga besar Padepokan Gunung Saba menjadi berbunga bunga, ternyata Anda begitu perhatian juga dengan pusaka kami dengan bela belain menanya kesana kemari hahaha.. Hmm sepertinya saya harus menarik ucapan saya, karena ternyata om Niki Kosasih ternyata juga sangat menjunjung kebesaran Waringin Sungsang, buktinya beliau tetap memakai Waringin Sungsang dalam Kisah yg berbeda..Luar biasa..! Cuma waringin sungsang satu satunya ajian yg ada di dua serial yg berbeda...Terima kasih dewi rara hahahaha


    • Mariana Messah hehe saya jg senang bisa menyampaikan kbr gembira ini pada kijamal dan keluarga besar gunung saba.
      11 Mei pukul 9:58 melalui seluler · · 1

    • Radenmas Shamba Radiitya sebelum kisah saur sepuh diangkat sbg sandiwara radio,Niki Kosasih telah membuat 3 kisah yg terpisah dan berbeda yaitu BENDE PUSAKA,NATASUMA dan BARA DI BUMI ANGKARA spt yg sudah yg buat dokumennya..dan ternyata dewi rara sudah membuka satu dr 3 kisah itu..hebat..sy yakin ki jamil akan tampil makin bersemangat hehee..lanjut..
      11 Mei pukul 10:14 melalui seluler · · 4

    • Jamil Udin bener raden mas,..jika kita semangat yg yang lain pasti semangat, melihat antusas teman teman yg lain sedikit tidak kita juga iku terpacu hihihi, dan sepertinya para sesepuh sudah memberikan celah tersebut hihihi..

    • Nandito Sugianto maaf para sahabat,sya akan ladeni dlu kakang Ki Jamil Udin/Kijara...
      oke Ki,kita mulai dari 0 dlu,siap" dgn Jurus Anggrek 100,jg 1000...
      hhehe

      12 Mei pukul 22:42 melalui seluler ·

    • Mariana Messah ‎*ikut menyimak*
      12 Mei pukul 22:44 melalui seluler · · 1

    • Jamil Udin sebelum sy layani, tlg dong dewi rara bisikan seperti apa dan bagaimana jurus anggrek 100 dan 1000 ini..? gak mungkin kan saya langsung pake Waringin sungsang hanya karena jurus ecek ecek ini? hahahaha. Mahaguru Papa Tan dan Telik Sandhi Utama pasti tau apa nama nama ilmu padepokan gunung saba selain Waringin sungsang yg selevel dengan jurus anggrek jingga ini hihihi...

    • Mariana Messah hihi saya jg lupa paman kijara...mungkin papa dan kang teleksandi inget
      14 Mei pukul 10:38 melalui seluler · · 1

    • Sandhi Utama apalagi saya , saya betul2 lupa kang Jamil Udin
      14 Mei pukul 11:08 · · 1

    • Haerul Umam Sampurasuuun...sy seorang pengembara yg tdk sengaja melewati daerah ini dan ijin untuk menyimak.
      14 Mei pukul 19:44 melalui seluler ·

    • Radenmas Shamba Radiitya rampes..silakan kisanak,kampung jamparing ini bebas dikunjungi siapa az..
      14 Mei pukul 21:21 melalui seluler ·

    • Haerul Umam terimakasi Radenmas..maaf Radenmas mungkin agak tdk sopan akan penuturanku ini:sudilah berikan aku seteguk air?persdiaan air ku hbs Radenmas..
      14 Mei pukul 21:40 melalui seluler ·

    • Jamil Udin radenmas sepertinya pengembara ini harus dipertuk krn ketemuk alias kesambit krn tumben memasuki hutan sebelah hahaha
      14 Mei pukul 21:54 melalui seluler ·

    • Haerul Umam hei kisanak!!jaga mulutmu..!sepertinya kisanak pendekar brwatak jahat ya..?!trtawa hahehahe tak karuan..pergi kau!(sambil mengeluarkan brludah tp gk dijilat lg,krn jorok)
      14 Mei pukul 22:01 melalui seluler ·

    • Jamil Udin sabar tuan sabar, anda berada dinegeri mdngkra,jgn buat kributn disini, anda tdk mau kn berurusn sm jawara2 madangkara?
      14 Mei pukul 22:16 melalui seluler · · 1

    • Nandito Sugianto weleh_welehh,ada apa ini???
      di sini kita smua rakyat Madangkara,alangkah bagusnya jika saling berbagi bkn cari perselisihan...
      kita bangun Madangkara sama" para sahabat...
      salam anggrek jingga

      14 Mei pukul 22:22 melalui seluler ·

    • Jamil Udin salam juga sesepuh, pendekar kita ini adlh veteran perang bubat, jd msh trauma dg suasana perang jd suka meledak2 hahaha
      14 Mei pukul 22:34 melalui seluler ·

    • Mariana Messah ini wedang jahenya kisanak pemgembara...paman kijara dan kang nandito :) biar saya mewakili paman samba mengisi persediaan airmu :)
      14 Mei pukul 22:35 melalui seluler ·

    • Haerul Umam oh..trimakasi nini dn maaf atas ketidaknyaman yg aku buat td.oh ya siapa dia yg nini sebut paman kijara?sy br mendngar nama itu?(dn meneguk wedang jahe pemberian nini td,wah enak kalah kopinya ki jemuhur)
      14 Mei pukul 22:40 melalui seluler ·

    • Mariana Messah ‎*dewi rara tersenyum sambil mengedipkan mata pada ki jamal* :) silahkan paman kijara memperkenalkan diri
      14 Mei pukul 22:46 melalui seluler ·

    • Papa Tan
      Sekilas ingatan tentang Jurus Anggrek Seratus dan Jurus Anggrek Seribu:
      Anggrek Seratus adalah jurus dasar dari ilmu unik yang diajarkan oleh Nenek Lawu, yaitu lemparan senjata rahasia berupa kembang anggrek jingga. Bisa dibayangkan, untuk melontarkan kembang yang lunak sampai mampu menembus tubuh manusia, tentu mengandaikan ilmu tenaga dalam yang tinggi. Lasmini, murid tunggal Nenek Lawu mampu menguasainya. Bedol dan teman-temanya, anak buah Juragan Basra yang memperkosa Lasmini adalah korban-korban pertama ilmu ini.
      Anggrek Seribu adalah jurus puncak dari Anggrek Jingga, dengan lontaran beruntun dan cepat, didukung tenaga yang dahsyat pula.

      Sesudah Lasmini menguasa Jurus Anggrek Jingga ini, ia membalas dendam pada para musuhnya, sekaligus malang melintang menjajal ilmunya. Banyak korban dan hal ini menimbulkan keresahan. Kerajaan Madangkara pun merasa terusik dan mengirim dua orang jawara Madangkara: Jawara Atang Subali dan Jawara Gatra Denawa. Keduanya adalah jawara-jawara handal dari Madangkara. Maksud hati menundukkan Lasmini, tapi mereka bukan tandingan Lasmini kali ini. Jurus Anggreak Seratus dapat mereka punahkan dengan senjata cambuk yang mereka pakai. Tapi ketika Lasmini melontarkan Anggrek Seribu, mereka pun tak bisa bertahan. Cambuk mereka terlepas dari tangan setelah pergelangan tangan mereka tersambit Anggrek Jingga, mereka pun roboh dan jatuh terguling dari atas atap tempat mereka bertanding. Dua Jawara Madangkara tak berdaya melawan Anggrek Seribu Si Kembang Gunung Lawu.

      14 Mei pukul 22:47 · · 4

    • Papa Tan
      Hahahaha.... Ternyata sedang ramai berkumpul di sini....
      Wah... Wah.... Wah.... ada tamu pengembara pula...

      Dewi Rara, kenapa hanya disuguhi wedang jahu saja... Ajaklah makan sekalian... Dewi Rara, sekalian ajak makan tamu-tamu Madangkara ini walau sekedar alakadarnya...

      Silakan makan Kisanak... Mari... Mari...

      http://www.facebook.com/photo.php?fbid=3134406320819&set=a.1817269313217.2090871.1284651290&type=1&theater


    • Haerul Umam maafnini,nini menyebut dia paman kijara?(agak terperangah mendengar penuturan nini td)maaf nini ki sanak yg nini sebut kijara ini adalah palsu?dr gerak geriknya kisanak ini sepertinya empu tong bajil!

    • Mariana Messah hihihi papa iseng banget sih mentang2 di kulon menu makannya serba sayuran vegan gt. Emmm iya mari silahkan kisanak, dicicipi makanannya
      14 Mei pukul 23:02 melalui seluler · · 1

    • Radenmas Shamba Radiitya hhmm yami dan sehat nih romo..
      14 Mei pukul 23:06 melalui seluler ·

    • Mariana Messah ‎@harul kami mengenalnya sebagai paman kijara...benar begitu kan paman? *menoleh pada ki jamal* dan kisanak ini siapa jika berkenan menyebutkan nama
      14 Mei pukul 23:07 melalui seluler · · 1

    • Papa Tan Dewi Rara Mariana Messah & Raden Shamba, kepada para pengembara, kita perlu sajikan menu yang istimewa... biar banyak orang semakin banyak senang berkunjung ke Madangkara, hehehe...

    • Haerul Umam mf nini(dg tersipu malu aku jwb pertanyaan si nini)sy..sy..sbnarnya shbt dr kijara nini,tp sy tdk tau nama sy krn pernah mengalami sakit berat akibat terkena ilmu dari biksu Kampala.

    • Mariana Messah iya bener banget pa :)
      14 Mei pukul 23:12 melalui seluler ·

    • Haerul Umam Terimaksih papa tan atas sambutan hangatnya,terimakasih..

    • Mariana Messah maksudnya kisanak paman lugina atau paman mariba si penggoda wanita hihi
      14 Mei pukul 23:15 melalui seluler ·

    • Haerul Umam untuk lebih jelasnya silakan nini tnya kepada kijara tentan diri sy ini,krn smp saat ini sy blm pulih betul..

    • Papa Tan Hahahaha... Kisanak Haerul Umam, ini sekedar kewajiban sederhana seorang rakyat Madangkara... Silakan Kisanak...

      [ Eh, Dewi Rara... ternyata Raden Bentar itu jago masak juga ya.... Barusan saya dengarkan Darah Putra Sanggap 34. Waktu Raden Bentar masih kanak-kanak, ia membawa oleh-oleh dari Jamparing untuk Tuanku Brama, Dendeng Ikan Belut yang dimasaknya sendiri... juga Pepes Ikan Gurami untuk Gusti Harnum...]


    • Jamil Udin Terimakasih dewi rara, saya tadi masih sibuk memperhatikan kelemahan jurus anggrek jingga jadi tidak sempat menjawab pertanyaan pengembara ini. Benar kisanak sayalah Kijara, ada urusan apa engkau dengan tong bajil? Jika ingin mencari tong bajil silahkan anda ke negeri sebelah, radenmas samba dan dewi rara atau mungkin maha guru ini bisa menunjukan arahnya. Kalo saya maaf saja sy blm pernah kesana..hmmm

    • Haerul Umam hapus dulu itu koment mu kijara teramat bnyk bikin semak saja!

    • Mariana Messah hihihi kan ceritanya paman kijara ngomong pake tenaga dalam jd gemanya berulang ulang kisanak :d apa paman kijara mengenalnya? Dia mengaku shbtmu
      14 Mei pukul 23:30 melalui seluler ·

    • Papa Tan Hahahaha... Kijara, hati-hatilah menghadapi jurus-jurus Anggrek Jingga... Waringin Sungsang tidak di bawah Anggrek Jingga, tapi bukan cara yang baik melawan Anggrek Jingga dengan Waringin Sungsang... ingatlah baik-baik... Kematian saudara seperguruanmu, Mariba, adalah karena salah memilih jurus...
      14 Mei pukul 23:33 · · 2

    • Haerul Umam sebenarnya sy ingin berobat nini,agar raga dn ingatan sy bs pulih kembali...ah sprtinya ki jara sdh tertidur pulas mungkin terkena ilmu sirep.

    • Papa Tan Kalau hendak berobat, silakan menemui Tumenggung Jamali di Keraton Madangkara, Kisanak... beliau adalah Tumenggung yang mengepalai urusan kesehatan rakyat dan ketabiban di Madangkara...

    • Jamil Udin Terimakasih mahaguru, ternyta jurus ini tidak bisa diremehkan, pantas saja ketua PAJ begitu berhasrat utk menjajal waringin sungsang, dewi rara hmm.. sepertinya saya sudah mulai mengingat inga siapa pengembara ini, dia bukan dari perguruan gunung saba, dia memang 'kawan' lama saya. sebentar dulu saya akan mencoba memastikannya..sepertinya hari hari berikutnya saya akan disibukan dengan kedatangan pengembara ini...

    • Haerul Umam terimakasih papa tan atas petunjuk nya,trimksh..aku ingn merebahkan tubuh dg harapn bsok pgi akn temui kepala tabib ntk brobat,huaaam capek dn mengantuk,tp sblm menutup perckpn aku ingn trtawa trbahak2,khuakhakhakha...
      15 Mei pukul 0:22 melalui seluler ·

    • Nandito Sugianto penjabaran yg luar biasa Romo Papa Tan,Ki Astagina...
      salam hormat sya ki,,,
      mba mariana Messah,sobat Pengembara, kakang Kijara Jamil udin,jg para sahabat smua,mari di coba bareng" wedang jahe sugguhan Dewi Rara...

      15 Mei pukul 0:37 melalui seluler · · 1

    • Haerul Umam sampurasun..para komunitas dlm dunia saur sepuh yg melegenda..ijinkan aku menyapa KiJara dulu..:hai kijara kok km kepedean akn drepotkan olek sy?(kata KEPEDEAN perasaan gk ada ya dlm percakapan sandiwara radio saur sepuh?)hehe..oh ya brangsur angsur sy merasa pulih stlh brobat..trimksh ntk saran papa tan!
      15 Mei pukul 10:04 melalui seluler · · 3

No comments:

Post a Comment

Search