Wednesday, October 10, 2012

Umar :Seratus Tokoh Berpengaruh Sepanjang Masa (4)


Umar Ibnu Al-Khattab (52)


Umar Ibnu Al-Khattab atau Umar Bin Khattab adalah khalifah kedua dan mungkin terbesar dari semua khalifah Islam.  Dia sebaya tetapi berusia sedikit lebih muda dibandinkgan Nabi Muhammad. Seperti juga halnya Muhammad, dia lahir di Mekkah, tahun kelahiranya tidak diketahui, tetapi diperkirakan tahun 586.

Asal – usulnya, Umar Ibnul-Khatab merupakan salah satu musuh yang paling ganas dan beringas, menentang  Muhammad dan agama Islam habis-habisan. Namun, tiba-tiba dia memeluk agama baru itu dan berbalik menjadi pendukung yang paling kuat, Umar Ibnu Al-Khattab selanjutnya menjadi penasihat terdekat Muhammad dan begitulah dilakukannya sepanjang hidup Nabi Muhammad.

Pada tahun 632, Muhammad wafat, tanpa menunjuk penggantinya. Umar dengan cepat mendukung Abu Bakar sebagai pengganti, seorang sahabat Nabi dan juga mertua beliau. Langkah ini mencegah adu kekuatan dan memungkinkan Abu Bakar secara umum diakui sebagai khalifah pertama. Semacam “pengganti” Nabi Muhammad.  Abu Bakar merupakan pemimpin yang berhasil, tetapi beliau  wafat sesudah menjadi khalifah hanya selama dua tahun. Namun, Abu Bakar menunjuk Umar menjadi khlaifah pada tahun 634 dan memegang kekuasaan hingga tahun 644 ketika dia terbunuh di Madinah oleh perbuatan seorang budak Persia.  Diatas tempat tidur menjelang wafatnya, Umar menunjuk sebuah dewan terdiri dari enam orang untuk memilih penggantinya. Dengan demikian, lagi-lagi kesempatan adu kekuatan untuk kekuasaan terjauhkan. Dewan enam orang itu menunjuk Uthman sebagai khalifah ke-3 yang memimpin tahun 644-656.

Dalam masa kepemimpinan sepuluh tahun Umar itulah penaklukan-penaklukan penting dilakukan orang Arab. Tak lama sesudah Umar menduduki kekuasaan sebagai khalifah,  pasukan Arab menduduki Suriah dan Palestina, yang saat itu menjadi bagian kekaisaran Byzantium. Dalam pertempuran Yarmuk (636), pasukan Arab berhasil memukul kekuatan Byzantium. Damaskus jatuh pada tahun itu juga, Yerusalem menyerah dua tahun kemudian. Menjelang tahun 641, pasukan Arab telah menguasai seluruh Palestina dan Suriah, dan terus menerjang maju ke daerah yang kini bernama Turki. Tahun 639, pasukan Arab menyerbu Mesir yang saat itu juga di bawah kekuasaan Byzantium. Dalam waktu tiga tahun, penaklukan Mesir diselesaikan dengan sempurna.

Penyerangan Arab terhadap Irak yang saat itu berada dibawah kekuasaan kekaisaran Persia telah dimulai bahkan sebelum Umar menjabat khalifah. Kunci kemenangan Arab terletak pada pertempuran Qadisiya tahun 637, terjadi pada masa kekhalifahan Umar. Menjelang tahun 641 , seluruh Irak sudah berada dibawah pengawasan Arab. Bukan hanya itu, pasukan Arab bahkan menyerbu langsung Persia dan dalam pertempuran Nehavend ((641) mereka secara menentukan mengalahkan sisa terakhir kekuatan Persia. Menjelang wafatnya Umar pada tahun 644 sebagaian besar daerah barat Iran sudah terkuasai sepenuhnya. Gerakan ini tidak terhenti sampai Umar wafat, dibagian timur, mereka dengan cepat menaklukan Persia dan bagian barat mereka mendesak terus dengan pasukan menyebrang Afrika Utara.

Sama pentingnya dengan makna penaklukann-penaklukan yang dilakukan Umar adalah kepermanenan dan kemantapan pemerintahannya. Iran, walaupun penduduknya masuk Islam, bersamaan dengan itu mereka memperoleh kemerdekaannya dari pemerintahan Arab. Akan tetapi, Suriah, Irak, dan Mesir tidak pernah mendapatkan hal serupa. Negeri-negeri itu seluruhnya di-Arabkan hingga saat kini.

Umar sudah tentu punya rencana yang harus dilakukan terhadap daerah-daerah yang sudah ditaklukan oleh pasukan Arab, dia memutuskan, orang Arab punya hak-hak istimewa dalam segi militer di daerah-daerah taklukan, mereka harus berdiam di kota-kota tertentu yang ditentukan untuk itu, terpisah dari penduduk setempat. Penduduk setempat harus membayar pajak kepada penakluk Muslimin (umumnya Arab), tetapi mereka dibiarkan hidup dengan aman dan tenteram, khususnya, mereka tidak dipaksa memeluk agama Islam. (dari hal itu sudah jelas bahwa penaklukan oleh Arab lebih bersifat perang penaklukan nasionalis daripada perang suci, meskipun aspek agama bukannya tidak memainkan peranan.)

Keberhasilan Umar benar-benar mengesankan, sesudah Nabi Muhammad wafat, dia merupakan tokoh utama dalam hal penyerbuan oleh Islam. Tanpa penaklukan-penaklukan yang secepat kilat, diragukan apakah Islam dapat tersebar luas sebagaimana yang dapat  disaksikan sekarang ini. Lebih-lebih kebanyakan daerah yang ditaklukan di bawah pemerintahannya tetap menjadi Arab hingga kini, jelas, tentu saja, Muhammadlah penggerak utamanya jika dia harus menerima penghargaan terhadap perkembangan ini, akan tetapi, akan merupakan kekeliruan besar apabila kita mengecilkan peranan Umar. Penaklukn-penaklukan yang diakukannya bukanlah  akibat otomatis dari inspirasi yang  diberikan Muhammad. Perluasan mungkin saja bisa terjadi, tetapi tidaklah akan sampai sebesar itu kalau saja kepemimpinan Umar yang brilian.

Memang akan merupakan kejutan (untuk orang Barat yang tidak begitu mengenal Umar) membaca penempatan orang ini lebih tinggi daripada orang-orang kenamaan seperti Charlemagne atau Julius Caesar dalam urutan daftar buku ini. Soalnya, penaklukan oleh bangsa Arab dibawah pimpinan Umar lebih  luas daerahnya dan lebih tahan lama dan lebih bermakna daripada apa yang dilakukan oleh Charlemagne maupun Julius Caesar.

By Michael H. Hart

 

No comments:

Post a Comment

Search