Saturday, April 20, 2013

Geger Masalah UN Yang Di Undur; Bebas Berpendapat

Entah judul apa yang paling cocok untuk  masalah ajaib seperti ini. Bagi yang terlanjur pesimis dengan negeri ini, pastinya peristiwa yang memalukan ini akan di lihatnya dari sisi yang berlainan. Bukan sekedar kesalahan teknis semata, human error ataupun sebab sebab normal lainnya, melainkan ada sesuatu penyebab lainnya yang terkait dengan kejujuran, integritas dan moral. Dahulu kejadian semacam ini bisa dikatakan tidak pernah kita jumpai.  Namun dijaman yang katanya reformasi ini, semakin mudah saja kita menemukan kelucuan-kelucuan yang tidak semestinya terjadi. 

Salah satunya adalah ketidak beresan pelaksanaan Ujian Nasional. UN  yang begitu “sakral” ternyata bisa di undur gara gara kesalahan teknis, katanya. Banyak pendapat tentang penyebab kegagalan proyek pendidikan ini. Dari survey lokal yang diadakan oleh sebuah harian daerah untuk para siswa menyebutkan, alasan tertundanya Ujian Nasional di sebabkan karena 3 hal, yaitu :
  1. Ketidak siapan panitia        
  2. Keterlambatan pada proses cetak  
  3. Masalah pada pendistribusian
Tapi menurut sumber aslinya, bahwa penyebab semua ketidak beresan ini adalah karena pihak kontraktor yang memenangi tender ternyata tidak bisa menyelesaikan proses pencetakan soal UN. Sebagai mahluk Tuhan yang tidak sempurna alasa semacam  bisa di terima. Tetapi karena lokasi kejadian ada di negeri yang hebat, tentu hal seperti ini akan terdengar sangat lucu dan terlalu mengada-ada.

Pelaksanaan proyek pencetakan soal UN untuk tahun ini dilakukan oleh 6 (enam) perusahaan yang semuanya melalui proses tender.  Hebatnya, dua diantaranya memenangi hasil tender tanpa ada lawan. Dan empat perusahaan lagi menang tender mengalahkan pesaing-pesaing yang ironisnya menawarkan harga yang lebih bersaing alias lebih murah. Tentu saja pihak panitia penyelenggara tidak melihat harga yang murah,melainkan melihat kualitas dan profesionalisme perusahaan yang bersangkutan. Dan hasilnya para pendidik dan siswa di sebelas Provinsi pun dibuat puas untuk kalang kabut. Adapun ke-11 Provinsi yang kalang kabut tersebut adalah Kalimantan Selatan , Kalimantan Timur, Sulawewsi Utara, Sulawesi Tengah , Sulawesi Selatan , Sulawesi Tenggara , Bali , Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, dan Sulawesi Barat.

Pelaksanaan Ujian Nasional adalah kegiatan rutin yang setiap tahun dilaksanakan, seharusnya akan semakin baik bukan malah berantakan seperti ini. Kejadian seperti ini tentu saja akan menimbulkan kecurigaan-kecurigaan pihak tertentu terkait tentang proses pelaksanaan tender dengan nilai proyek hampir 100 milyar tersebut. Dugaan ini di perkuat dengan adanya perusahaan besar yang sudah di akui keberadaannya (mendapatkan ISO 9001-2000) harus kalah oleh perusahaan yang levelnya masih di bawah.  Dan perusahaan inilah menurut pihak penyelenggara dikabarkan tidak mampu  menyelesaikan pekerjaannya, dimana nilai proyek yang dikerjakan juga jauh lebih fantastis dari lima perusahaan lainnya yang sukses dan selamat.

Sementara di tempat lain, para pejabat daerah  melalui komentarnya di harian lokal setempat  ramai  ramai mengeluarkan statemen yang “menyejukan hati”. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa masalah ini tidak perlu terlalu diributkan. Pejabat yang lain lagi dengan arif menyarankan  untuk mengambil hikmah positifnya . Sebab dengan di undurkannya UN,  para siswa bisa menambah waktunya untuk mempersiapkan diri lebih baik lagi dst. 

Tetapi hikmah dan dampak positif dari kejadian ini menurut saya dan para ahli yang cerdas  tentunya adalah antara lain :

Untuk Siswa :
1.   Para siswa sedikit banyak akan terganggu konsentrasinya dalam menghadapi UN
2.   Berita baiknya, dampak penundaan adalah Siswa  di 11 Provinsi yang UN-nya diundur nilainya akan tinggi-tinggi (soal bocor)
3.  Berita buruknya, (bisa saja) siswa berprestasi yang jujur tidak bisa sebangga siswa yang UN-nya normal akibat dampak  kecurigaan  akan bocornya UN.

Untuk  publik :
1.   Bahwa ini sebagai peringatan,  bahwa anggaran (pendidikan) bukan untuk panitia dan para pengusaha, melainkan bagi rakyat indonesia,
2.     Penunjukan pelaksana proyek harus mendahulukan profesionalisme daripada bisnis
3.    walaupun belum terbukti,dengan kejadian ini, indikasi adanya KKN dalam proyek UN sangat terasa. Ini semakin memperlihatkan jika di negeri ini praktik KKN-nya sudah  sangat mengerikan
4.    Sudah waktunya orang-orang bodoh yang tidak bisa bekerja di CUT, dan di ganti dengan orang2 cerdas, jujur dan mampu 

Dan akhirnya kita berharap, dengan adanya peristiwa ini bisa menjadi pelajaran sehingga kedepannya dunia pendidikan di negeri ini bisa lebih baik lagi, agar mampu  melahirka orang orang yang lebih berkualitas dan berdaya saing tinggi, semoga.

No comments:

Post a Comment

Search