Monday, March 17, 2014

10 Alasan Saya Harus Menulis; Iseng Tapi Serius

Kehadiran internet dengan sarana pendukungnya membuat segalanya terasa lebih mudah, dan seperti tiada yang mustahil untuk dilakukan. Internet juga bisa merubah seseorang yang tadinya bodoh kini tiba-tiba muncul dengan lagaknya yang  intelek. Sebaliknya yang memang dari sononya sudah cerdas (seperti saya) juga tidak mau kalah dan semakin menjadi jadi. But dont worry, its not a problem, yang problem adalah ketika fasilitas ada, kesempatan ada tapi tetap tidak bisa mengambil manfaatnya.

Ngomong-ngomong masalah manfaat, internet kini sudah menjadi bagian aktifitas hidup sebagai sebuah hiburan, sumber ilmu, mempermudah pekerjaan dan jika beruntung ada uang kaget lho didalamnya. Untuk uang kagetnya kapan kapan saya akan bahas, sekarang saya mau cerita soal internet yang "memaksa" saya akhirnya menjadi penulis (malu juga sih bilang penulis, tapi mau apalagi? Kenyataanya saya memang sedang menulis)

Tentunya penulis yang saya maksud bukanlah penulis yang sebenar benarnya, dalam hal ini penulis yang saya maksud adalah bloger yang secara umum lebih bebas menulis dan tidak merasa perlu terikat dengan segala macam aturan ataupun kriteria seorang penulis. Maka dengan begitu, dilihat dari latar belakang kemampuan, profesionalisme dan tujuan, saya  membagi kategori penulis khususnya bloger dalam tiga ketegori besar, antara lain :
  1. Pekerjaan, menulis bagi kalangan ini adalah sumber rezeki, sehingga tidak heran tulisan dibuat dengan tingkat profesional yang tinggi dengan memperhatikan aturan menulis yang benar dimana data dan isi didalamnya benar benar bisa dipertanggungjawabkan dan tentu saja bernilai komersial.
  2. Hobby, ini setingkat dibawahnya jika melihat dari tingkat ketelitian, sebab tidak ada beban apakah karyanya diterima atau tidak oleh pembaca atau konsumen. Tapi dalam hal isi dan kualitas secara umum tidak jauh berbeda. Jika diatas ukurannya adalah nilai komersial, maka yang ini tingkat kualitasnya bisa disebut dengan nilai jual.
  3. iseng, naah yang terakhir ini adalah yang paling banyak ditemukan di internet sekarang ini. Lebih dari lima juta bloger di Indnesia, sebagian besar bisa jadi masuk dalam kategori iseng tidak terkecuali penulis artikel yang sedang kalian baca ini.
Untuk dua kelompok pertama, menulis bukan hal yang sulit lagi karena itu sudah menjadi rutinitas mereka. Berbeda dengan kelompok yang terakhir yang biasanya adalah tingkat pemula, maka apa yang ditulis dibawah ini pun adalah gambaran pengalaman seorang penulis pemula juga. Tetapi jika ditanya soal kualitas, saya rasa hasilnya tidak akan jauh berbeda dengan penulis sungguhan. Akhirnya setelah melihat, memperhatikan, serta menimbang, saya berani menyimpulkan, bahwa ternyata ada sepuluh alasan yang  membuat saya harus menulis, yaitu antara lain:

  1. Menganggur, pengangguran seperti saya ini sangat berbahaya jika tidak memiliki kegiatan, maka untuk meminimalisir bahaya itu, saya harus mencari kesibukan, dan satu-satunya  pilihan adalah menulis, (Saya sudah berusaha melamar pekerjaan disepuluh perusahaan dan ditolak karena berpenampilan tidak menarik. Begitu juga, seratus  intansi pemerintah yang saya datangi juga menolak dengan hormat pengabdian saya. Alasannya,  karena saya tidak punya uang untuk menyuap.)
  2. Memanfaatkan sarana dan prasarana, Meskipun pengangguran, untuk masalah sarana dan prasarana  saya tidak pernah kuatir. Mulai dari laptop, buku , koran dan internet semua saya peroleh gratis, rumusnya cuma satu yakni jangan malu untuk nebeng jika itu memungkinkan. (Saya tidak mengajarkan kalian untuk menyusahkan orang lain lho). Maka sebelum menerapkan aturan nebeng yang benar, pastikan dulu jika yang ditebeng baik sungguhan, bukan baik omong doang hehehe
  3. Memanfaatkan ketrampilan yang ada, Ilmu yang tidak diamalkan seperti pohon yang tidak berbuah. Ungkapan ini sungguh menakutkan, saya memiliki kemampuan mengetik buta sepuluh jari dan ini mesti diamalkan. Tapi bingung bagaimana mengamalkannya? Dahulu, setiap menyaksikan pegawai (tukang ketik) yang setiap hari mengetik dengan dua jari saya  merasa takjub lho. Saya berfikir, ini juga salah satu kelemahan birokrasi yang menempatkan pegawai tidak pada bidangnya. Seharusya mereka yang mengetik lambat itu levelnya adalah pimpinan. Birokrasi seharusnya menghargai orang-orang ini dengan menempatkannya pada posisi yang layak, misalnya sebagai pengawas atau tukang lihat saja.
  4. Menyalurkan ide, pendapat dan wawasan.  Saya pernah bertanya kepada seseorang, mengapa si Fulan jadi sinting? Dengan tanpa beban dia menjawab, bahwa  Si Fulan gila karena kecerdasannya. Sebagai orang yang juga cerdas tentu saya menolak alasan ini. Tetapi mungkin saja ada kaitannya dengan kecerdasan yang dimaksud, misalnya yang sinting itu  MERASA cerdas tapi tidak memiliki wadah penyaluran yang tepat sehingga putus asa dan strees. (ini teori saya lho). Di sisi lain, saya merasa tertantang juga untuk menulis, karena  setiap memiliki kawan baru di facebook, selalu saja mereka mengatakan kalo saya adalah orang yang berpendidikan tinggi, berwawasan luas dan segudang pujian intelektual lainnya. Untuk membuktikan benar tidaknya pujian tersebut, mau tidak mau saya harus membuktikan sendiri, dan jalannya hanya dengan menulis.  Dan jawabannya  saya sudah dapatkan.
  5. Sarana ekspresi diri, Dalam usaha saya mencari jati diri yang sesungguhnya, apa dan siapa diri ini, saya memerlukan wadah untuk mempercepat proses tersebut. Serius lho sampai detik ini saya masih belum mampu mengenal diri sendiri (termasuk juga kalian). Ketika ada yang mengatakan saya adalah orang jujur, sederhana, rendah hati, saya tidak bisa mengelak karena fakta di lapangan memang seperti itu. Tetapi lain lapangan lain pula didalam hati. Belajar dari pengalaman di facebook pula, untuk lebih menyakinkan lagi saya mesti menulis, karena konon dari tulisan, pribadi seseorang yang sesungguhnya bisa terlihat meski dibungkus dengan kalimat seribu makna. Dengan begitu, saya berharap sedini mungkin saya bisa memperbaiki diri jika benar tulisan spektakuler saya selama ini ternyata hanya menunjukan kesombongan , tinggi hati, naif atau yang lebih fatal lagi, mungkin adalah hipokrit? Sedikit banyak tulisan bisa menyingkap kabut misteri tersebut. (hmm jadi ingat lirik  lagu dangdut kesukaan saya, enggak gitu juga kali 3x)
  6. Mengasah kepekaan/ketajaman otak dan hati, dalam menulis saya memerlukan ide dan inspirasi untuk kemudian mengembangkannya menjadi sebuah tulisan. Proses inilah yang mau tidak mau akan membuat hati dan otak untuk bekerja ekstra dan akan menghasilkan sebuah pemikiran baru yang tidak akan ditemukan kesamaannya pada karya orang lain. Dalam fase ini, tidak ada kamus copy paste kecuali mungkin untuk sesuatu yang sifatnya umum diketahui. Tapi jika karena hal semacam itu lantas ada yang mengerdilkan tulisan kalian karena dituduh copas , itu artinya si pembaca bukan seorang penulis melainkan hanya seorang pembaca saja.
  7. Sarana  belajar mengajar, kelebihan lain dari seorang yang suka menulis adalah adanya motivasi untuk belajar dan belajar. Saya teringat kata  guru SMP yang mengatakan, ilmu yang didapatkan dari menulis dua kali lipat dari ilmu yang didapat dari membaca. Meski saya tahu bukan ini yang beliau maksudkan, tapi seorang penulis dengan sendirinya akan membutuhkan informasi dan data untuk sumber referensi, dengan begitu penulis akan dituntut untuk banyak membaca, melihat, meneliti dan sebagainya. Dari referensi itulah sebuah inspirasi atau pemikiran baru tercipta, dan hasilnya bisa menjadi bahan pelajaran baru bagi yang membacanya
  8. Ingin tampil beda dan terlihat keren, atau mungkin juga agar terlihat intelektual..? Tidak apa-apa bro, saya mendukung jika ada yang memiliki motivasi seperti ini. Yang penting bermanfaat bagi nusa dan bangsa, itu sah-sah saja. Saya pun menjadi sekarang ini (calon penulis hebat-red) berawal dari keinginan wajar itu. Tenang saja bro, sebulan dua bulan, pelan tapi pasti motivasi sesaat itu akan hilang dengan sendirinya, dan akan berganti dengan motivasi yang lebih besar lagi, so jangan berkecil hati ya..?
  9. Untuk hiburan, kehidupan dunia nyata yang maya, dan kehidupan dunia maya yang nyata kadang membuat kita menjadi strees. Begitu banyak solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah umum ini, mulai dari hal sepele seperti curhat, ngerumpi, atau untuk yang level berat akhirnya menghibur diri dengan menenggak miras atau mengkonsumsi narkoba, mungkin? Saya sekedar mengingatkan, untuk level yang rendah, pastikan teman curhat anda adalah orang yang jujur, berilmu dan tentu saja berakhlak, sebab jika tidak, itu sama saja dengan bunuh diri hehehe. Alternatif lain yang saya tawarkan adalah dengan cara menulis. Sebab secara psiklogis (mudah2an tidak asbun hihihi) seorang yang mudah strees itu pada dasarnya adalah orang yang peduli, peka, dan banyak berfikir, jadi mengapa tidak disalurkan "kelebihan" tersebut dalam bentuk tulisan? hahaha
  10. Sebagai harta warisan untuk anak cucu, Saya tidak bisa membayangkan bangganya mereka saat menemukan mahakarya bapaknya kelak. Bangga melihat bapak yang dikenal  pendiam dan rendah hati ternyata memiliki kemampuan destroyer yang mampu menikam ulu hati hihihi. Yah, dengan sedikit trik dan metode tertentu, saya juga menjadikan tulisan-tulisan di blog ini sebagai cermin hati bagi pembaca untuk juga mengenal dirinya sendiri. Tersenyum, tertawa, sabar atau mungkin mencibir adalah cermin hati yang saya maksud, dan itulah diri anda yang sesungguhnya hehehe
Demikian 10 alasan saya harus menulis (memakmurkan blog ini), kurang lebihnya saya minta maaf lho. Jika ada yang tertarik dengan pengalaman saya diatas, silahkan dipraktikan. Saya yakin setelah artikel yang ketiga anda akan menemukan sesuatu yang berharga hehehe..Sekian semoga dipahami dan bermanfaat!!

7 comments:

  1. Hehehehe,,,,sepertinya apa yg bro tulis adlah benar adanya (10 alasan knp kita menulis)
    org menulis (buat saya) bkn seperti bro blg 'penulis' hehehe,cenderung adlh org yg ber imajinasi tinggi dan cenderung org pintar seperti saya lho,,heheee(jd ikut2 an bro yg super PeDe)krn menulis adlh suatu kegiatan dimana seseorg bs menuangkan sgala rasa,fikiran serta khayalan yg dimiliki,dan tdk semua org bs menuangkannya dlm bentuk tulisan hingga akhirnya stres bahkan bs di blg 'tekanan batin' krn tdk bs meng ekspresikan apa yg dirasakannya,jd beruntunglah org2 yg bs menuangkan sgala perasaannya dlm bentuk tulisan,,(sorry bro,komentar saya ini hanya berdasarkan pengalaman yg sy miliki dan itu termasuk beberapa point yg bro tulis di atas,,,hehehe)
    jd intinya,,,saya setuju dan men support artikel bro kali ini,yg dimana bs bermanfaat buat para pembaca,yg tadinya hanya sebagai pembaca menj seorg yg rajin menulis,,,hehehe

    ok bro,,,lanjutkan aktivitas menulis bro,,tp inget bro,,apa yg kita tulis smua ada pertanggung jawaban nya kelak di akhirat,,so,tulis lah yg baik2 dan bermanfaat,,seperti sbuah blog yg berheader 'BELAJAR JUJUR DAN AMANAH' (mudah2an bro pemilik blog tersebut,,hihihihi)

    GOOD LUCK n GOD BLESS U brother,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. org MENULIS (buat saya) bkn seperti bro blg 'penulis' hehehe,cenderung adlh org...DST. Saya suka kalimat anda yang terkesan lebih memahami dari saya soal tulis menulis. Membaca komentar anda diatas saya sy jadi paham bahwa orang yang suka menulis dengan penulis sebenarnya adalah dua orang berbeda hehehe. Serius lho selama ini saya beranggapan bahwa setiap yang menulis meski tulisannya kacau balau seperti blog ini saya anggap sebagai penulis, dan ini sedikit membuat saya terbebani dalam berkarya (beban sebutan penulis yg identik dengaan karyanya yg bermutu, sedangkan pada saat yg sama saya sedang pada tahap belajar). Artinya kini saya semakin percaya diri untuk menulis tanpa takut disebut sebagai penulis. So intinya saya berterimakasih dengan komentar anda yang benar benar luarbiasa meski saya tahu saat anda berkomentar anda tidak menitik beratkan pada Perbedaan antara menulis dan penulis karena komentar anda lebih banyak unsur kagumnya daripada kritikannya hahahaha

      Delete
  2. Semoga dengan menulis,,segala perasaan yg terkadang uneg2 bisa sdkt terobati,,karna tidak selamanya orang yang kita butuhkan bisa menjadi pendengar terbaik,,atau bahkan menghilang disaat kita membutuhkannya,,,
    yeah,,,,itulah yang selalu saya alami,saya memanfaatkan kesempatan waktu luang dengan menulis,,krn hanya dgn menulis lah yg berawal dr ke isengan menjd temen setia saya,,,
    thanks,,,,MY

    ReplyDelete
    Replies
    1. bro anonymous,komentar anda juga mewakili pikiran saya selama satu dasa warsa ini..hmm sepertinya kita adalah saudara kembar ya hihihi..T saja ya biar makin bingung hihihi

      Delete
    2. 14 hari ku mencari dirimu Untuk menanyakan dimanakah dirimu 14 hari ku datangi rumahmu Agar engkau tahu tertatihku menunggumu

      Aku kangen sama kamu Apa kamu udah gak sayang aku

      Mengapa hanya sekejab saja Ku merasakan indahnya dengan dirimu Mengapa hanya untaian kata Ku rasa tiada sempurna cerita cinta kita

      Delete
  3. Mgkn dulu memang kita pernah menjadi saudara kembar,,,tp sekarang,bahkan saat ini,,justru sebaliknya,,karna apa yg bro tulis diatas bahwa sebuahctulisan TIDAK SELAMANYA KELUAR HATI,,,tulisan terkadang bs tertulis hanya krn apa yg ditulis hanya untuk menyenangkan org lain,,,,jd untuk MY n T nya 'the end' now and forever,,thanks bro

    ReplyDelete
  4. Membaca tulisan2 di blog ini, membuat smua kenangan manis, pahit, asam dan asin smua terasa kembali lagi.. Duluuuu... Apa yg kita rasakan bisa kita tuangkan dalam tulisan, tp skrg? Hanya hati yg maha mengetahuinya... Yg mengetahui apa sbnrnya yg dirasa saat ini dan apa yg terasa... Smua sudah berlalu... Kenagngan yg begitu byk dilalui smua sdh tak berharga... Yeaahhh.. Smua krn keegoisan diri..

    ReplyDelete

Search